Laman

aksesoris


Jumat, 11 Maret 2011

Perubahan fisik yang diikuti perubahan kimia pada perebusan kentang dan telur



A. Perubahan kimia fisika pada telur yang direbus
Telur, merupakan makanan kaya akan protein yang hampir sering disajikan setiap kali sarapan pagi. Banyak cara dilakukan oleh orang untuk mengolah telur menjadi suatu makanan diantaranya direbus, digoreng bahkan adapula yang memakannya mentah-mentah seperti yang dilakukan oleh para atlet binaraga.
Bagian cangkang telur ini sebenarnya bukanlah sistem tertutup seperti yang kita bayangkan, namun cangkang telur ini terdiri dari ribuan pori-pori sangat kecil yang memungkinkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) keluar dari telur setiap saat dan udara yang kaya akan oksigen (O2) masuk ke dalam telur. Maka dari itu, telur dapat dikatakan bernapas demi menunjang pertumbuhan keping germinal menjadi embrio dan selanjutnya terus berkembang menjadi mahluk hidup (telur menetas). Dengan bertambahnya umur telur, maka ukuran ruang udara akan bertambah besar.
Selama merebus telur, volume ruang udara di dalam telur bertambah seiring dengan meningkatnya suhu. Jika proses perebusan berlangsung terlalu cepat (suhu pemanasan terlalu tinggi), udara yang terus berkembang volumenya di dalam telur tidak mempunyai cukup waktu untuk keluar dari telur melalui pori-pori cangkang, akibatnya cangkang telur akan mengalami retak. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hukum gas Charles. Hukum gas Charles menyatakan bahwa gas ideal pada tekanan konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya (dalam Kelvin), dengan kata lain volume gas akan bertambah jika suhu meningkat, begitu juga sebaliknya,

B.Perubahan kimia fisika pada kentang yang direbus
Tanaman kentang (Solanum tuberosum Linn.) berasal dari daerah subtropika, yaitu dataran tinggi Andes Amerika Utara. Daerah yang cocok untuk budi daya kentang adalah dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian 1.000-1.300 meter di atas permukaan laut, curah hujan 1.500 mm per tahun, suhu rata-rata harian 18-21oC, serta kelembaban udara 80-90 persen.
Saat kentang direbus, panas dapat membuat karbohidrat itu menjadi lunak . Ini disebut sebagai perubahan fisika pada kentang. Perubahan fisika ini juga diikuti oleh perubahan kimia yaitu karbohidrat yang banyak terkandung dalam bahan-bahan makanan adalah pati dan gula. Kedua bahan ini mudah dimasak. Inilah yang membuat proses memasak kentang jadi mudah dan cepat. Ketika direbus, sebagian pati dalam kentang ikut terlarut dan ikut menguap. Tapi selain pati dan gula, ada jenis karbohidrat lain yang terdapat dalam beberapa jenis bahan makanan seperti wortel, kubis dan buah-buahan termasuk kentang juga, yaitu selulosa. Selulosa merupakan jenis karbohidrat yang cukup kokoh dan tidak mudah larut. Dinding sel tumbuhan tersusun atas serat-serat selulosa yang saling rekatkan oleh pektin dan karbohidrat yang mudah larut lainnya. Struktur ini yang membuat bahan makanan seperti kentang keras sewaktu masih mentah. Tapi ketika dimasak, atau disiram air panas kentang berubah menjadi lunak. Ini sebabkan karena perekat yang berupa pektin dan karbohidrat tadi langsung larut, sehingga struktur selulosa yang semula kokoh dan kaku jadi lunak. Karena kentang mengandung karbohidrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar