Laman

aksesoris


Selasa, 14 Desember 2010

Pemeriksaan Kesalahan – Kesalahan Dalam Pengukuran Volume



Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kesalahan serius (Gross error)
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yangmemang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan inicukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikanpola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
2. Kesalahan acak (Random error)
Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil darisuatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalambekerja.
3. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur
b. Standarisasi bahan
c. Kalibrasi instrumen
Kesalahan sistemik dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Kesalahan metodik
Merupakan kesalahan yang paling serius dapat disebabkan karena kesalahan pengambilan contoh dan kesalahan akibat reaksi kimia yang kurang sempurna.
Kesalahan pengambilan contoh : pengambilan contoh secara acak. Padahal bahan yang dianalisis tidak homogen sehingga nilainya terlalu besar atau kecil.
Pada gravimetric : Melarutnya kembali endapan
Pengaruh lainnya pengamatan titik akhir yang tidak tepat.
2) Kesalahan Operatif
Disebabkan oleh cara kerja analisis, merupakan kesalahan personal seperti buta warna, kesalahan pengoprasian instrument
3) Kesalahan Instrumen
Disebaabkan oleh pemakaian reaksi yang kurang murni, alat yang kurang baik, pemakaian alat yang salah.
Misalnya :
- pemakaian alat makro pada analisis mikro
- pengukuran volume tepat hanya menggunakan gelas ukur
- menimbang contoh 500 mg, menggunakan neraca mg.
Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam bidang kimia adalah pengukuran analitik Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain.
Pada pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya.
Dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperolehpasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akanditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi.
Terkait dengan pelaksanaan aktivitas laboratorium kimia, adalah
sering dijumpai penggunaan pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis, maka diuraikan jugaperanan kalibrasi pada kedua alat tersebut. Dari laporan akhir ini diharapkan pengguna peralatan tersebut dapat memahami permasalahan teersebut dan dapat mengimplementasikannya untuk penggunaan di laboratorium.
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik. Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik.

2 komentar: