Laman

aksesoris


Minggu, 18 September 2011

Peraturan Permainan Futsal

Sejarah Permainan
Kata Futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika digabung artinya menjadi  sepak bola dalam ruangan.
Menurut FIFA, asal Mula Futsal ini mulai pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay. Pertama Futsal ini diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina. Hujan yang sering mengguyur Montevideo membuatnya kesal, karena rencana yang Ia susun jadi berantakan karena lapangan yang tergenang air. Lalu Ceriani memindahkan latihan ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11 orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk penjaga gawang.
Ternyata latihan didalam ruangan itu sangatlah efektif dan atraktif. Sehingga mampu menarik minat banyak masyarakat Montevideo. Lalu banyak penggemar bola di kota itu yang mencoba permainan baru ini, dan jadilah Futsal olahraga yang digandrungi masyarakat luas.
Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutama di Brazil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brazil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brazil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brazil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Federation Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.
Sejarah Futsal versi FIFA ini tidak bisa diterima begitu saja, ada beberapa negara yang mengklaim bahwa Futsal berasal dari negara mereka masing-masing.
Kanada dan Brazil termasuk negara yang mengklaim bahwa Futsal berasal dari negara mereka. Mereka menentang keras sejarah futsal versi FIFA ini. Brazil mengklaim bahwa saat yang bersamaan dengan munculnya cerita Ceriani, pemain bola di Brazil sudah melakukan hal yang sama, namun di Brazil tidak menggunakan aturan baku, artinya aturan tiap daerah berbeda-beda. Futsal berkembang sangat pesat di Brazil, lalu pada tahun 1936 dibuatlah kesepakatan dan penetapan aturan main futsal.
Di Italia, futsal telah mulai dikenal pada tahun 1950an. Futsal di Italia diperkenalkan oleh pemain-pemain sepak bola impor dari Amerika latin yang bermain di Seri A. Di saat senggang, pemain-pemain itu bermain futsal. Futsal semakin dikenal dan digemari di Italia.
Beda halnya dengan di Inggris. Di Inggris pemain-pemain sepak bola sering melakukan latih tanding enam lawan enam di lapangan rumput. Futsal juga terkenal di Inggris, hingga suatu saat diselenggarakan turnamen futsal yang disponsori oleh London Express, salah satu harian terkemuka di London. Sedangkan di Spanyol, perkembangan futsal jauh lebih cepat. Hal ini bisa terjadi karena budaya dan gaya bermain bola di Spanyol sangat mirip dengan budaya Amerika Latin.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara dimenangkan Brazil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984.
Di tahun 1974 diadakan pertemuan perwakilan futsal dari berbagai negara. Pertemuan di Sao Paulo itu menggagas dibentuknya FIFUSA (The Federacao Internationale de Futebol de Salao / Federasi Futsal AS) sebagai organisasi resmi yang mewadahi futsal. FIFUSA saat itu menunjuk Joao Havelange sebagai ketua umum. Setelah berdirinya FIFUSA ini futsal semakin cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Kejuaraan dunia futsal pertama diselenggarakan oleh FIFUSA pada 1982 di Sao Paulo Brazil. Pada kejuaraan edisi perdana ini Brazil keluar sebagai juara. Tiga tahun berikutnya, kejuaraan yang sama digelar di Spanyol. Ini adalah kali pertama kejuaraan tiga tahunan ini dihelat di benua Eropa, dan lagi-lagi Brazil keluar sebagai juara. Namun pada 1988 Brazil berhasil dikalahkan oleh Paraguay di Australia.
Setelah beberapa tahun eksis, Futsal semakin terorganisir, dan FIFA pun tertarik. Karena bagaimanapun juga futsal turut memajukan industri sepakbola internasional. Pada 1989 FIFA secara resmi memasukkan futsal sebagai salah satu bagian dari sepakbola, dan FIFA juga mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal. Piala dunia futsal edisi FIFA yang pertama digelar di Belanda pada 1989 dan yang kedua digelar di Hong Kong di tahun 1992, dengan Brazil sebagai juara di kedua edisi ini. Dengan adanya beberapa pertimbangan, akhirnya FIFA mengubah jadwal piala dunia Futsal ini menjadi empat tahun sekali.

2.2 Ukuran dan Gambar Lapangan
1. Ukuran Lapangan Futsal
Lapangan harus persegi panjang. Panjang garis batas kanan dan kiri lapangan harus lebih panjang dari garis gawang dengan ukuran sebagai berikut :
Umum:
Panjang : Minimum 25 m, Maksimum 42 m
Lebar     : Minimum 15 m, Maksimum 25 m
Standart Internasional:
Panjang : Minimum 38 m, Maksimum 42 m
Lebar     : Minimum 18 m, Maksimum 25 m
a. Tanda Lapangan
b. Daerah penalti

Titik penalti berjarak 6 meter dari titik tengah antara posisi tiang gawang vertikal dan jaraknya sama diantara kedua tiang tersebut.
d. Titik penalti kedua
Titik penalti kedua berjarak 10 meter dari titik tengan antara posisi tiang gawang vertikal dan jaraknya sama diantara kedua tiang tersebut.
e. Daerah tendangan bebas
Di setiap masing-masing sudut lapangan dibuat seperempat lingkaran dengan jari-jari 25 cm.
f. Daerah Bebas
            Daerah bebas ini terletak di lima meter sekeliling garis tengah lapangan. Daerah ini harus bebas pandangan ke lapangan, karena di sisi luar daerah bebas ini terdapat meja wasit ketiga dan pencatat waktu. Jarak meja wasit ketiga ini minimal dua meter dari garis tepi lapangan.
g. Daerah Pergantian Pemain
Lima meter setelah garis daerah bebas adalah daerah pergantian pemain. Daerah ini ditandai dengan garis yang memotong garis samping. Lebar garis ini adalah 8 cm, dan panjangnya 80 cm (40 cm di dalam lapangan, 40 cm di luar lapangan).
h. Gawang
Gawang harus ditempatkan pada tengah-tengah dari garis gawang. Gawang terdiri dari dua buah tiang sejajar vertikal dengan jarak yang sama dari setiap sudut dan pada sisi atasnya dihubungkan dengan batang horizontal.
Jarak kedua tiang vertikal adalah 3 meter dan jarak dari sisi bawah batangan atas ke dasar permukaan lapangan adalah 2 meter.
Tiang vertikal maupun tiang horinzontal memiliki lebar dan kedalaman 8 cm. Bentuk penampang tiang yang diperbolehkan adalah kotak dan lingkaran, namun bentuk penampang lingkaran lebih dianjurkan, karena selain relatif lebih aman jika terjadi benturan juga pantulan bola dengan tiang penampang bundar lebih menghasilkan arah yang akurat.
Net (jaring), terbuat dari tali rami, goni, atau nilon, dipautkan pada kedua tiang vertikal dan tiang horizontal pada sisi belakang gawang. Bagian yang bawah didukung oleh batangan melengkung ataupun bentuk lainnya untuk memberikan tahanan yang cukup.
i. Permukaan Lapangan
Permukaan lapangan harus halus, rata dan tidak licin. Bahan yang disarankan adalah kayu / parkit. Sangat tidak disarankan menggunakan bahan beton dan paving stone. Pemilihan bahan permukaan lapangan ini bertujuan mengutamakan keselamatan pemain futsal.

2. Gambar Lapangan Futsal

2.3 Perlengkapan Permainan
Dasar perlengkapan yang diwajibkan bagi seorang pemain adalah :
a. Seragam atau kostum
            Jika menggunakan baju tambahan di dalam (undergarments) warna dari pelindung lengan harus sama dengan warna kostumnya. Diberi nomor antara 1-15 dan harus tampak pada bagian belakang kostum. Warna nomor harus berbeda dan lebih kontras dengan warna bajunya. Untuk pertandingan internasional, nomornya juga harus tampak pada bagian depan kostum dalam ukuran yang lebih kecil.

b. Celana pendek.
          Apabila memakai celana dalam strench pants, warnanya harus sama dengan warna celana pendek utama.

c. Kaos kaki

d. Pengaman kaki (shinguards)
            Secara keseluruhan pengaman kaki harus ditutup oleh kaos kaki. Terbuat dari bahan yang cocok (karet, plastik atau bahan sejenis). Harus memberikan tingkat perlindungan yang cukup.

e. Sepatu
            Sepatu yang diperkenankan untuk dipakai terbuat dari kain atau kulit lunak atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari bahan yang sejenisnya.

g. Bola futsal
Berbentuk bulat. Terbuat dari kulit atau bahan lainnya. Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm. Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400 gram dan maximum 440 gram. Tekanannya 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600 g/cm³).

2.4 Peraturan Permainan
2.4.1 PERATURAN 1 Bola
a. Kualitas dan Ukuran
Bola harus berbentuk bulat. Terbuat dari kulit atau bahan lainnya. Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm. Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400 gram dan maximum 440 gram. Tekanannya 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600 g/cm³).
b. Penggantian Bola Rusak
    Jika bola pecah atau rusak dalam suatu pertandingan:
    1. Pertandingan dihentikan sementara.
    2. Pertandingan dimulai kembali dengan menjatuhkan bola pengganti di tempat
        dimana bola pertama tersebut rusak.
Jika bola pecah atau menjadi rusak ketika bola tidak dalam permainan pada saat permainan dimulai, tendangan gawang, tendangan pojok, tendangan bebas, tendangan pinalti atau tendangan ke dalam :
    - Pertandingan dimulai kembali sesuai dengan peraturan biasa.
    - Bola tidak dapat diganti selama pertandingan tanpa ijin dari wasit.
c. Keputusan
    1. Bola dari kulit laken/bulu (felt ball) tidak diperbolehkan.
    2. Bola tidak diperbolehkan  memantul kurang dari 55 cm dan tidak boleh lebih    
        dari 65 cm pada pantulan pertama ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 m.

2.4.2 PERATURAN 2 Jumlah Pemain
a. Pemain
Dalam setiap pertandingan dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari lima pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang.
b. Prosedur Pergantian Pemain
Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu selama pertandingan berlangsung dengan mengikuti peraturan kompetisi resmi yang dikeluarkan oleh FIFA, konfedarasi atau asosiasi.
Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti maksimum tujuh orang pemain. Penjaga gawang boleh berganti tempat dengan pemain lainnya.
Jumlah pergantian pemain selama pertandingan berlangsung tidak dibatasi. Seorang pemain yang telah diganti dapat masuk kembali kedalam lapangan untuk menggatikan pemain lainnya.
Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau diluar permainan dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:
1.      Pemain yang ingin meninggalkan lapangan harus melakukannya didaerah   pergantiannya sendiri.
2.      Pemain yang ingin memasuki lapangan harus melakukannya pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah pemain yang diganti telah melewati batas lapangan.
3.      Pergantian pemain sangat bergantung kepada kewenangan wasit, apakah dipanggil untuk bermain atau tidak.
4.      Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk lapangan, dimana saat itu pemain tersebut telah menjadi pemain aktif dan pemain yang ia gantikan telah keluar dan berhenti menjadi pemain aktif.
c. Pelanggaran dan Sangsi
Ketika pergantian pemain sedang dilakukan, seorang pemain cadangan masuk lapangan sebelum pemain yang akan digantikannya meninggalkan lapangan secara sempurna maka:
1.      Permainan dihentikan.
2.      Pemain yang diganti diperintahkan untuk meninggalkan lapangan.
3.      Pemain pengganti tersebut diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning.
4.      Permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
5.      Jika bola didalam daerah penalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dengan posisi bola ketika permainan dihentikan.
Jika pada saat pergantian pemain dilakukan, pemain pengganti masuk lapangan atau pemain pengganti meninggalkan lapangan dilakukan bukan dari tempat atau daerah pergantian pemain yang telah ditetapkan, maka:
1.      Permainan dihentikan.
2.      Pemain yang melanggar diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning.
Permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.
Jika bola didalam daerah penalti, tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti, dilakukan dari tempat yang terdekat dimana posisi bola berada ketika permainan dihentikan.
d. Keputusan
1.      Pada permulaan permainan, setiap tim harus bermain dengan lima orang pemain.
2.      Jika dalam suatu pertandingan yang sedang berjalan pemain dikeluarkan, maka pemain yang tersisa kurang tiga pemain (termasuk penjaga gawang), pertandingan harus dihentikan untuk seterusnya.

3.      Ofisial tim boleh berikan instruksi taktik kepada para pemainnya selama pertandingan berlangsung. Tetapi ofisial tim tidak boleh mencampuri gerakan para pemain dan para wasit, dan harus selalu berlaku dengan yang wajar.

2.4.3 PERATURAN 3 Wasit
a. Wewenang Wasit
Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh Peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan dimana ia telah ditunjuk untuk memimpinnya, terhitung mulai dari saat ia masuk sampai dengan ia meninggalkan lapangan tersebut.
b. Kekuasaan dan Tanggung Jawab Wasit
1.      Memegang teguh Peraturan Permainan.
2.      Membiarkan permainan terus berlanjut ketika terjadi pelanggaran pada salah satu tim, namun pada saat yang sama tim yang dilanggar mempunyai kesempatan untuk mencetak gol. Tetapi, jika kesempatan tersebut tidak dapat diraihnya, wasit tetap akan memberikan hukuman kepada tim yang membuat pelanggaran sebelumnya.
3.      Mencatat hasil pertandingan sebagai bahan laporan pertandingan, termasuk memberikan hukuman terhadap para pemain dan/atau ofisial tim pada insiden lainnya yang terjadi sebelum, selama dan seusai pertandingan.
4.      Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial/petugas yang ditetapkan, tidak hadir.
5.      Menghentikan, menunda atau mengakhiri pertandingan untuk setiap pelanggaran peraturan atau yang disebabkan oleh bentuk campur tangan luar.
6.      Memberikan hukuman terhadap pemain yang salah dan mengeluarkan pemain tersebut.
7.      Memastikan/menjamin bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berkepentingan masuk kedalam lapangan.
8.      Menghentikan pertandingan jika, menurut pendapatnya, seorang pemain terluka parah dan memastikan bahwa ia dipindahkan dari lapangan.
9.      Memperkenankan permainan diteruskan hingga bola keluar lapangan permainan jika seorang pemain, menurut pendapatnya, hanya cidera ringan.
10.  Memastikan bahwa setiap bola yang digunakan memenuhi persyaratan dari Peraturan No.1.
c. Keputusan Wasit
Semua keputusan wasit mengenai fakta yang berhubungan dengan permainan adalah final dan tidak dapat dirubah. Wasit dan wasit kedua hanya dapat merubah keputusannya, jika menyadari bahwa mereka membuat kesalahan atau jika mereka beranggapan itu perlu dilakukan, asalkan permainan belum dimulai kembali atau pertandingan (belum) diakhiri.
d. Keputusan
1.      Jika wasit dan wasit kedua, secara bersamaan mengeluarkan sinyal pelanggaran secara bersamaan dan terdapat perbedaan keputusan, maka tetap keputusan wasitlah yang dibenarkan.
2.      Wasit dan wasit kedua, memiliki hak memperingatkan atau mengeluarkan pemain, tetapi jika terjadi perbedaan diantara mereka, maka tetap keputusan wasitlah yang dibenarkan.

2.4.4 PERATURAN 4 Wasit Kedua
Wasit kedua ditunjuk untuk menjalankan sisi lapangan yang berlawanan dari posisi wasit. Ia juga diperkenankan menggunakan peluit. Wasit kedua membantu wasit untuk mengawasi pertandingan sesuai dengan Peraturan Permainan.
            Selain itu wasit kedua juga memiliki kekuasaan untuk menghentikan permainan untuk setiap pelanggaran Peraturan dan memastikan bahwa pergantian pemain dilakukan dengan baik. Dalam hal ini sering terjadi dimana tindakan yang diambil wasit kedua tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka wasit dapat membebas tugaskan wasit kedua dari tugas-tugasnya dan mengatur pergantian wasit kedua. Seusai pertandingan melaporkannya kepada pejabat yang berwenang. Penggunaan wasit kedua diwajibkan pada pertandingan Internasional.

2.4.5 PERATURAN 5 Pencatat Waktu Dan Wasit Ketiga
a. Tugas dan Kewajiban
Seorang pencatat waktu (Timekeeper) dan adanya wasit ketiga adalah penunjukan. Mereka duduk disisi luar pada pertengahan lapangan, disisi yang sama dengan daerah pergantian pemain. Seorang pencatat waktu dan wasit ketiga dilengkapi dengan jam/pencatat waktu yang sesuai (chronometer) serta peralatan yang diperlukan lainnya untuk mengakumulasi jumlah pelanggaran yang dilakukan, yang disediakan oleh asosiasi atau klub pemilik lapangan.
b. Pencatat Waktu (The Time Keeper)
Memastikan bahwa lama waktu disesuaikan dengan ketentuan Peraturan No.6 dengan:
1.      Menjalankan jam penghitung/pencatat waktu (chronometer) setelah tendangan permulaan (kick-off).
2.      Menghentikan jam (chronometer) ketika bola tidak dalam permainan.
3.      Memulai kembali permainan setelah tendangan kedalam, gol (bola masuk gawang), tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan dari titik penalti atau titik penalti kedua, waktu time-out atau wasit menjatuhkan bola.
4.      Memeriksa waktu time-out (waktu sela) satu menit.
5.      Memeriksa tepat dua menit sewaktu menghukum ketika pemain telah dikeluarkan (send off).
6.      Menunjukkan akhir dari paruh pertama permainan dan akhir dari pertandingan, akhir dari perpanjangan waktu serta akhir dari time out dengan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda dengan yang digunakan oleh wasit.
7.      Mencatat seluruh time-out yang tersisa bagi masing-masing tim, memberitahukan wasit dan tim dengan benar serta memberikan ijin untuk time-out ketika diminta oleh pelatih kedua tim.

8.      Mencatat lima kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing tim, yang dicatat oleh wasit dalam setiap babak dalam pertandingan dan memberi sinyal ketika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu tim.
c. Wasit Ketiga
Wasit ketiga membantu mencatat waktu:
1.      Mencatat lima kesalahan pertama yang dilakukan oleh masing-masing pemain disetiap babak dicatat oleh para wasit dan memberi sinyal jika kesalahan kelima sudah dilakukan oleh salah satu tim.
2.      Mencatat penghentian permainan dan alasan-alasannya.
3.      Mencatat nomor pemain yang mencetak gol.
4.      Mencatat nama-nama serta nomor pemain yang mendapat peringatan dan dikeluarkan.
5.      Memberikan/menyediakan informasi yang relevan mengenai permainan.
Dalam kejadian campur tangan yang tidak pantas/diluar batas dilakukan oleh pencatat waktu atau wasit ketiga, maka wasit akan membebas tugaskan mereka, mengatur penggantinya serta melaporkan kepada pihak atau pejabat yang berwenang, seusai pertandingan. Dalam hal cidera, wasit ketiga dapat mengganti wasit atau wasit kedua.

2.4.6 PERATURAN 6 Lamanya Pertandingan
a. Periode Permainan
            Pertandingan berakhir dalam dua babak yang sama dengan durasi masing-masing babak selama 20 menit. Penjagaan waktu dilakukan oleh penjaga waktu yang tugasnya seperti ditetapkan dalam peraturan 5. Durasi dari salah satu babak permainan dapat diperpanjang untuk dapat dilakukan adu tendangan penalti.
b. Waktu untuk Time-Out (waktu sela)
Setiap tim berhak meminta waktu untuk Time-out selama satu menit disetiap babak, kondisi berikut dapat diberlakukan untuk mendapatkan Time-out:
1.      Para pelatih tim diberikan wewenang meminta kepada pencatat waktu untuk time-out selama satu menit.
2.      Time-out selama satu menit dapat diminta setiap saat, tetapi hanya diperkenankan jika Tim tersebut memegang bola (menguasai bola).
3.      Pencatat waktu dapat memberikan ijin untuk time-out ketika bola tidak dalam permainan dengan menggunakan peluit atau bunyi sinyal lainnya berbeda dari yang digunakan oleh wasit.
4.      Ketika time-out diberikan, para pemain harus tetap berada didalam lapangan. Jika selama masa time-out itu mereka ingin menerima instruksi dari ofisial tim, cara ini hanya dapat dilakukan hanya pada garis pembatas lapangan (garis samping) – yang sejajar dengan tempat duduk Tim dan pemain cadangan. Ofisial yang memberikan instruksi tidak boleh memasuki lapangan.
5.      Tim yang tidak meminta time-out pada babak pertama, pada babak kedua tim tersebut hanya berhak mendapatkan satu kali time-out.
c. Jarak Waktu Istirahat
Waktu istirahat antar babak tidak boleh lebih dari 15 menit.
d. Keputusan dan Penugasan
1.      Jika Pencatat waktu tidak ada, pelatih minta time-out kepada wasit.
2.      Jika peraturan kompetisi menetapkan bahwa perpanjangan waktu dilaksanakan pada akhir dari waktu normal, maka tidak ada time-out selama perpanjangan waktu (extra time) tersebut.

2.4.7 PERATURAN 7 Memulai dan Memulai Kembali Permainan
a. Pendahuluan
Pemilihan tempat diputuskan melalui lemparan koin. Tim yang menang pada lemparan koin memutuskan gawang yang ingin diserang pada babak pertama pertandingan tersebut. Tim lainnya melakukan tendangan pada babak pertama untuk memulai pertandingan. Tim yang memenangkan lemparan koin melakukan tendangan pertama untuk mulai pertandingan dibabak kedua. Pada babak kedua dari pertandingan, Tim-tim berpindah tempat (bench), dan menyerang gawang lawan.


b. Tendangan Permulaan (Kick-off)
Kick-off adalah cara untuk memulai permainan:
1.      Pada permulaan babak pertama pertandingan.
2.      Setelah gol tercetak/tercipta.
3.      Pada permulaan babak kedua dari pertandingan.
4.      Pada permulaan masing-masing periode perpanjangan waktu, jika dilakukan.
5.      Gol dapat dicetak/tercipta langsung dari kick-off.
Prosedur:
1.      Seluruh pemain berada dalam setengah lapangannya sendiri. Lawan dari tim yang melakukan kick-off paling kurang 3 m dari bola hingga bola sudah dalam permainan.
2.      Bola ditempatkan dititik tengah lapangan.
3.      Wasit memberikan isyarat untuk memulai kick-off.
4.      Pada saat memulai pertandingan kick-off yang sah, apabila bola ditendang dan bergerak kearah depan.
5.      Penendang tidak boleh menyentuh bola untuk kedua kalinya sampai bola tersebut telah menyentuh/disentuh pemain lainnya. Setelah salah satu tim mencetak gol, tendangan permulaan dilakukan oleh tim lainnya (tim lawannya).
c. Pelanggaran dan Sangsi
1.      Jika penendang menyentuh bola untuk kedua kalinya sebelum tersentuh/disentuh oleh pemain lainnya, maka tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, dilakukan dari tempat terjadinya pelanggaran.
2.      Jika pelanggaran dilakukan oleh pemain didalam daerah penalti lawan, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti dari tempat terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut.
3.      Untuk setiap pelanggaran prosedur kick-off, maka kick-off

d. Menjatuhkan Bola
Menjatuhkan bola adalah cara untuk memulai kembali pertandingan setelah penghentian sementara, menjatuhkan bola merupakan cara untuk melanjutkan pertandingan yang dihentikan bukan karena bola mati. Atau permainan dihentikan bukan karena bola melewati garis samping atau garis gawang atau untuk alasan apapun yang tidak disebutkan dalam peraturan permainan.
Salah seorang Wasit menjatuhkan bola ditempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan, kecuali jika dia dalam daerah penalti, dimana dalam hal ini ia menjatuhkan bola tersebut pada garis daerah penalti, ditempat terdekat dimana bola berada ketika pertandingan dihentikan. Permainan dimulai kembali atau bola dalam permainan ketika bola sudah menyentuh lapangan.
e. Pelanggaran dan Sangsi
Bola dijatuhka kembali:
1.      Jika Bola disentuh oleh pemain sebelum bola tersebut menyentuh permukaan lapangan (tanah).
2.      Jika bola meninggalkan lapangan setelah kontak dengan tanah, tanpa disentuh oleh pemain.
f. Ketentuan Khusus
1.      Tendangan bebas diberikan kepada tim bertahan didalam daerah penalti sendiri, boleh dilaksanakan dari titik mana saja dalam daerah penalti.
2.      Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim penyerang di dalam daerah penalti tim lawannya, harus dilakukan dari garis daerah penalti pada titik terdekat dimana pelanggaran dilakukan/terjadi.
3.      Dropped ball untuk memulai kembali permainan di dalam daerah penalti, harus dilakukan di atas garis daerah penalti pada titik terdekat dimana bola berada ketika permainan dihentikan.

2.4.8 PERATURAN 8 Bola didalam dan diluar Permainan
a. Bola di Luar Permainan
Bola diluar permainan, jika :
1.      Bola secara keseluruhan melewati garis gawang, apakah menggelinding atau melayang.
2.      Permainan telah dihentikan sementara oleh wasit.
3.      Bola menyentuh langit-langit.
b. Bola didalam Permainan
Bola dalam permainan setiap waktu termasuk ketika :
1.      Bola memantul dari tiang gawang atau memantul palang gawang ke dalam lapangan.
2.      Bola memantul/menyentuh wasit ketika mereka masih berada didalam lapangan.
c. Keputusan
Ketika pertandingan sedang dimainkan/berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak sengaja bola menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan kembali dengan tendangan kedalam, diberikan kepada lawan dari tim yang terakhir menyentuh bola. Tendangan kedalam dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah langit-langit dimana bola menyentuhnya.

2.4.9 PERATURAN 9 Cara Mencetak Gol
a. Gol Masuk Gawang
Dapat dikatakan gol ketika keseluruhan bagian dari bola melewati garis gawang antara kedua tiang gawang dan dibawah palang gawang, asalkan bola tersebut tidak dilemparkan, dibawa atau secara sengaja didorong oleh tangan seorang pemain dari tim penyerang, termasuk penjaga gawang.
b. Tim Pemenang
Tim yang mencetak jumlah gol paling banyak selama pertandingan adalah pemenangnya. Jika kedua tim mencetak gol yang sama atau tidak tercetak/tercipta gol, maka pertandingan dinyatakan imbang atau seri.


c. Peraturan danPertandingan
Untuk suatu pertandingan yang berakhir seri, peraturan kompetisi boleh menyatakan ketentuan yang menyertakan perpanjangan waktu atau dilakukan tendangan dari titik penalti untuk menentukan pemenangnya.

2.4.10 PERATURAN 10 Kesalahan-Kesalahan dan Kelakuan Jahat
a. Tendangan Bebas Langsung
Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim lawan, jika seorang pemain melakukan salah satu dari enam bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan pengamatan wasit dan itu merupakan tindakan yang kurang berhati-hati, kasar atau menggunakan tenaga yang berlebihan :
1.      Menendang atau mencoba menendang lawan.
2.      Mengganjal atau mencoba mengganjal lawan.
3.      Menerjang lawan.
4.      Mendorong lawan, meskipun dengan bahunya.
5.      Memukul atau mencoba memukul lawan.
6.      Mendorong lawan.
Tendangan bebas langsung juga dapat diberikan kepada tim lawan, jika seseorang pemain melakukan pelanggaran sebagai berikut :
1.      Memegang lawan.
2.      Meludah pada lawan.
3.      Melakukan sliding tackle dalam rangka mencoba merebut bola ketika bola sedang dimainkan/dikuasai oleh lawan. Kecuali untuk penjaga gawang didaerah pinaltinya sendiri dan dengan syarat ia tidak bermain dengan hati-hati, kasar atau menggunakan kekuatan yang berlebihan.
4.      Menyentuh lawan sebelumya, ketika berusaha menguasai bola.
5.      Memegang bola secara sengaja, kecuali dilakukan oleh penjaga gawang didaerah pinaltinya sendiri.
Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat dimana terjadinya pelanggaran. Semua pelanggaran yang disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran yang diakumulasikan.

b. Tendangan Penalti
Tendangan penalti diberikan, jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran didaerah penaltinya sendiri, tidak peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola dalam permainan atau bola hidup.
c. Tendangan Bebas Tidak Langsung
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, jika seorang penjaga gawang telah melakukan salah satu pelanggaran dibawah ini :
1.      Setelah melepaskan bola dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan kaki/tangan), sebelum melewati garis tengah atau sebelum dimainkan atau belum disentuh oleh pemain lawan.
2.      Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan secara sengaja dikembalikan kepadanya oleh rekan tim (back pass).
3.      Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, setelah ia menerima bola langsung dari tendangan kedalam yang dilakukan oleh rekan tim.
4.      Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.
Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, dilakukan ditempat terjadinya pelanggaran, jika menurut pendapat wasit seorang pemain:
1.      Bermain dengan cara yang membahayakan.
2.      Dengan cara sengaja menghalang-halangi gerakan pemain lawan tanpa ada bola padanya (yang dimaksud bola tidak dalam jarak permainan).
3.      Mencegah penjaga gawang melepaskan bola dari tangannya.
4.      Melakukan pelanggaran lainnya yang mana permainan dihentikan untuk memberi peringatan atau mengeluarkan seorang pemain.
Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, dari tempat dimana terjadinya pelanggaran. Kecuali, terjadi didalam daerah penalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti ditempat yang terdekat dimana pelanggaran terjadi.

d. Sangsi Disiplin
Kartu kuning dan kartu merah hanya dapat ditunjukkan kepada para pemain atau para (pemain) cadangan. Para wasit memiliki kekuasaan untuk memutuskan sangsi disiplin kepada para pemain dari sejak ia masuk lapangan sampai meninggalkan lapangan setelah isyarat peluit akhir.
e. Pelanggaran yang di Peringatkan
Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning, jika ia melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
1.      Bersalah karena melakukan tindakan yang tidak sportif.
2.      Memperlihatkan perbedaan pendapatnya dengan melontarkan perkataan atau aksi yang tidak baik.
3.      Tetap melanggar Peraturan Permainan.
4.      Memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai kembali permainan.
5.      Tidak mengikuti perintah untuk menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan tendangan sudut, tendangan kedalam, tendangan bebas atau tendangan gawang.
6.      Masuk atau kembali ke lapangan tanpa ijin wasit atau melanggar prosedur pergantian pemain.
7.      Secara sengaja meninggalkan lapangan tanpa ijin dari wasit.
Untuk setiap pelanggaran, dan kepada lawan akan diberikan tendangan bebas tidak langsung, dilakukan ditempat dimana terjadinya pelanggaran tersebut. Jika pelanggaran ini terjadi didalam daerah penalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti pada tempat yang terdekat dimana terjadinya pelanggaran tersebut dan selain itu kepada pemain itu diberikan peringatan dengan menunjukkan kartu kuning.
f. Pelanggaran yang dapat Menyebabkan Pemain di Keluarkan
Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan dengan menunjukkan kartu merah, jika ia melakukan salah satu pelanggaran sebagai berikut :
1.      Pemain bermain sangat kasar.
2.      Pemain melakukan tindakan kasar.
3.      Meludah pada lawan atau orang lain.
4.      Menghalangi lawan untuk mencetak gol atau kesempatan mencetak gol dengan sengaja memegang bola dengan cara yang tidak diperkenankan dalam peraturan (hal ini tidak berlaku kepada penjaga gawang didalam daerah pinaltinya sendiri).
5.      Mengagalkan pemain lawan yang berkesempatan menciptakan gol dengan bergerak maju kedepan menuju ke arah gawang pemain tersebut. Dengan melakukan tindakan pelanggaran yang dapat dikenai hukuman melalui tendangan bebas atau tendangan penalti.
6.      Mengeluarkan kata-kata yang sifatnya menghina atau kata-kata caci-maki.
7.      Menerima peringatan (kartu kuning) kedua didalam pertandingan yang sama.
g. Keputusan dan Penegasan
Jika permainan dihentikan untuk sementara karena pemain melakukan pelanggaran No.6 atau No.7, tanpa melakukan pelanggaran peraturan lainnya, maka permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas tidak langsung yang diberikan kepada tim lawan dan dilakukan ditempat dimana pelanggaran awal terjadi. Jika pelanggaran ini terjadi didalam daerah penalti, maka tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah penalti pada tempat yang terdekat dimana pelanggaran terakhir terjadi.

2.5 Teknik dalam Permainan
Di dalam permainan futsal ada beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai oleh pemain futsal. Secara umum, tidak berbeda jauh dengan bermain sepak bola. Berikut teknik-teknik dasar yang harus dikuasai dengan keahlian khusus oleh setiap pemain futsal :
a. Kontrol Bola
Teknik mengontrol bola dalam permainan futsal dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan telapak kaki sebelah depan dengan memanfaatkan sol sepatu. Teknik mengontrol bola dengan sol sepatu dalam futsal sangat penting sehingga harus dikuasai oleh setiap pemain.


b. Passing / Pengumpan
            Umpanan bisa dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, baik itu memakai kaki dalam, kaki luar, ujung kaki, tumit, maupun sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki dalam dengan arah mendatar. Karena  memiliki akurasi paling baik di banding yang lainnya. Termasuk umpan panjang yang menyusur lapangan dan juga yang paling penting ketepatan mengumpan bola pada kawan.
c. Dribling / Menggiring
Untuk mengecoh pemain lawan dalam sebuah permainan futsal, seorang pemain futsal harus memiliki kemampuan dalam menggiring bola. Ada beberapa teknik dalam menggiring bola yang harus dikuasai dalam bermain futsal, berikut ini beberapa teknik dalam menggiring bola pada permainan futsal :
1. Dribbling menggunakan kaki bagian luar
Dengan teknik ini jika menggunakan kaki kanan pemain futsal dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.
2. Dribbling menggunakan kaki bagian dalam
Dengan teknik ini pemain futsal dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.
3. Dribbling menggunakan bagian punggung kaki
Dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Akan tetapi teknik ini kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan.
d. Menendang Keras ( Shooting )
Teknik menendang keras yang efektif dalam permainan futsal adalah menendang bola dengan menggunakan ujung kaki /  sepatu, karena dengan teknik ini bola akan melesat cukup kencang dan bola juga akan tetap bergerak lurus.

e. Kecepatan
Ciri dari permainan futsal adalah kecepatan, maka pemain futsal dituntut cepat dalam mengalirkan bola, bergerak mencari ruang untuk menerima umpan, dan bereaksi, karena dengan pergerakan yang cepat, seorang pemain futsal akan dapat mengecoh lawan dan dalam melakukan penjagaan serta juga dapat dengan cepat menyusun formasi baik itu ketika melakukan penyerangan ataupun ketika bertahan. Oleh karena itu kecepatan harus mutlak dikuasai sebagai salah satu teknik dasar futsal.
f. Fisik
Karena dalam permainan futsal dituntut banyak bergerak, berlari dengan kecepatan, maka dibutuhkan fisik yang bugar, karena tanpa fisik yang baik sangat sulit seorang pemain futsal menjalani pertandingan dengan tempo tinggi.

2.6 Istilah Penting Dalam Permainan
1. Ankle Support
Merupakan perlengkapan yang digunakan untuk meminimalisir cedera pada ankle agar ankle tidak banyak mengalami pergerakan.
2. Backpass
Merupakan operan yang diberikan pemain, kembali kepada kiper setelah sebelumnya kiper memberikan operan kepada pemain yang menjadi satu tim.
3. Blunder
Kesalahan yang dilakukan oleh pemain dimana mengakibatkan hal yang berbahaya bagi tim.
4. Body Contact
Kontak yang terjadi dalam bentuk benturan, tackle atau saling beradu antara para pemain.
5. Cleansheet
Istilah yang digunakan dimana hal ini terjadi ketika gawang dari tim tidak kebobolan.
6. Corner Kick
Biasa juga disebut tendangan penjuru, hal ini terjadi ketika pemain tim kita menyentuh bola sebelum akhirnya bola keluar dari lapangan, segaris terhadap samping gawang.
7. Counter Attack
Serangan yang dilakukan dengan cepat memanfaatkan kelengahan tim lawan ketika mereka sedang asik menyerang.
8. Deflect
Kejadian dimana tendangan dari peman lawan membentur suatu hal, lazimnya karena membentur pemain satu tim sehingga bola berubah arah. Dan hal ini amat sulit untuk diantisipasi oleh seorang kiper futsal.
9. Delay
Salah istilah untuk kejadian mengulur-ulur waktu pertandingan.
10. Direct Kick
Salah satu keputusan dari wasit, dimana bola boleh ditendang langsung ke arah gawang dan sah sebagai gol jika masuk ke gawang.
11. Dive
Salah satu cara yang dilakukan oleh seorang kiper futsal untuk melindungi gawang dengan menjatuhkan diri ke arah bola baik untuk menangkap bola atau menepis bola.
12. Diving
Istilah yang mengacu kepada tindakan pemain yang berpura-pura terjatuh dan kesakitan setelah menerima perlakuan baik sengaja maupun tidak sengaja dari lawan. Diving biasa dilakukan agar pemain dan timnya mendapatkan keuntungan berupa tendangan bebas, tendangan penalti, bahkan dikeluarkannya pemain lawan yang dianggap mengasari pemain yang melakukan diving.
13. Drop Kick
Tendangan yang dilakukan oleh kiper futsal yang dimaksudkan untuk mencetak gol atau untuk membuang bola. Namun ada ketentuan khusus dalam melakukannya yaitu harus dalam posisi open play atau bola hidup. Dimana keadaan ini terjadi ketika kiper berhasil menguasai bola dan sebelum waktu 4 detik hitungan selesai.
14. Foul
Istilah pelanggaran dalam futsal, dan jika salah satu tim telah melakukan 5 kali pelanggaran maka tim lawan berhak mendapat hadiah second penalty jika tim lawannya melakukan pelanggaran ke-6.
15. Goal Throw
Lemparan yang harus dilakukan oleh kiper futsal untuk memulai kembali pertandingan. Sama halnya seperti goal kick pada olahraga sepakbola.
16. Handling
Istilah bagi kiper yang mengartikan kemampuan dalam menangkap bola.
17. Hands Ball
Salah satu bentuk pelanggaran dalam olahraga futsal, dimana ini terjadi ketika pemain menyentuh bola baik sengaja atau tidak dan tangan dalam keadaan aktif.
18. Indirect Kick
Salah satu keputusan wasit dalam memberikan tendangan bebas. Dimana penendang tidak boleh melakukan shoot langsung ke gawang dan apabila bola masuk karena shooting langsung tanpa menyentuh pemain lawan atau tanpa terlebih dahulu melakukan operan ke teman maka jika masuk ke gawang tidak dianggap gol. Pada peraturan terbaru dari FIFA, tendangan kick off tidak lagi langsung.
19. Kick In
Tendangan yang dilakukan ketika bola meninggalkan area samping lapangan (out). Tendangan ini harus dilakukan dalam keadaan bola diam, tidak memantul, serta posisi bola tepat pada garis. Dan jangan lupa posisi penendangan dan kaki harus berada di luar lapangan.
20. Kick Off
Tendangan memulai pertandingan dari titik tengah lapangan. Berdasarkan peraturan FIFA terbaru, tendangan kick off saat ini bersifat indirect kick dan passing dari kick off harus mengarah ke daerah lawan tidak boleh ke belakang/daerah sendiri.
21. One on One
Suatu keadaan dimana posisi kiper berhadapan satu lawan satu dengan pemain lawan.
22. Penalty
Hukuman yang diberikan ketika terjadi pelanggaran dalam lingkaran daerah kiper futsal.
23. Play On
Suatu keadaan keputusan wasit, dimana permainan tetap berlangsung dikarenakan posisi menguntungkan berada pada tim yang memegang bola. Meski sebelumnya tim yang memegang bola dilanggar.
24. Positioning
Bentuk istilah kemampuan seorang kiper dalam menempatkan dirinya, yang bersifat menutup lajur bola serta meminimalisir melakukan dive. Kemampuan ini cukup vital. Dimana ukuran gawang futsal yang kecil dan tidak terlalu memerlukan lompatan yang berlebih untuk menutupnya.
25. Pounch
Suatu cara dalam mengamankan gawang, yaitu dengan meninju bola. Biasa dilakukan jika posisi tidak menguntungkan untuk menangkap bola.
26. Pressing
Merupakan salah satu taktik dalam futsal dimana salah satu tim melakukan tekanan hingga ke daerah lawan sehingga lawan menjadi bingung dan panik.
27. Rotation
Pergerakan pemain futsal yang terus menerus, sehingga semua pemain berputar (berotasi) sepanjang pertandingan.
28. Second Penalty
Hukuman yang diberikan kepada sebuah tim, ketika salah satu sudah melakukan foul sebanyak 5 kali. Dan pada foul yang ke-6 akan terjadi second penalty. Posisi titik second penaltI berjarak 10 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang (standar internasional).
29. Shin Guard
Merupakan perlengkapan yang berguna untuk melindungi tulang kering kita dari berbagai benturan.
30. Tackle
Salah satu cara untuk menghentikan pergerakan pemain lawan atau mengambil bola dari pemain lawan, namun dalam futsal hal ini dilarang dan bisa diberikan hukuman berupa foul.
31. Team Mates
Sebutan untuk pemain yang berada dalam satu tim
32. Under Pressure
Kejadian ketika pemain atau tim berada dalam sebuah tekanan. Baik karena pressing yang dilakukan tim lawan, atau karena supporter lawan.

2.7 Kejuaraan Nasional dan Internasional
1. Kejuaraan Nasional
a. Liga Futsal Indonesia (LFI)
Liga Futsal Indonesia (LFI) atau Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL) merupakan kompetisi utama futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-2007 dan hingga saat ini sudah terselenggara sebanyak 3 kali. dibentuk tahun 2006 dengan jumlah tim 8. Klub tersukses Electric PLN (2 kali juara).
Juara Liga Futsal Indonesia :

Tahun

Juara I

Juara II

Juara III

2006-2007

Biangbola

Mastrans

Electric PLN

2008

Electirc PLN

Biangbola

Pelindo

2009

Electric PLN

Biangbola

Mutiara hitam

2010

Harimau Rawa

Elecric PLN

Pelindo II

2011

Pelindo II

Electric PLN

Futsal Bandung

b. Kompetisi Futsal IFM

Sepuluh klub futsal mendirikan Indonesia Futsal Mandiri (IFM). Badan berbentuk perseroan terbatas ini nantinya akan menggelar kompetisi futsal nasional mulai Maret 2010.
Sementara itu, 10 klub yang ikut menyukseskan lahirnya IFM terdiri atas : Electric PLN V-Sport FC Yogyakarta, Biangbola FC JakartaTifosi FC Yogyakarta, Pro Arena FC Jakarta, IBM Jaya FC Depok, Mutiara Hitam FC Papua, Cibabat Riska FC Bandung, M-14 FC Jakarta, Goal FC Pekanbaru dan SWAP FC Jakarta.

c. Piala Futsal Indonesia 2010

Badan Futsal Nasional (BFN) PSSI, berencana menghelat turnamen Piala Futsal Indonesia 2010, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, 21 – 24 Juni 2010. Piala Futsal Indonesia akan diikuti 16 klub dari berbagai daerah. Klub tersebut akan dibagi dalam empat grup, menggunakan sistem setengah kompetisi. Uniknya, juara grup akan bertemu di babak semifinal dan berduel untuk menjadi jawara Piala Futsal Indonesia. Sementara peringkat dua masing-masing grup, memperebutkan posisi 5-8. Peringkat tiga grup, mencari posisi 9-12.
e. Specs Liga Futsal Indonesia V
Badan Futsal Nasional Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menggulirkan kompetisi Specs Liga Futsal Indonesia V yang rencananya digelar di tiga kota, yaitu Jakarta, Lampung, dan Palembang.
Kompetisi tahun ini diikuti sembilan klub sama dengan kompetisi sebelumnya dan dua klub di antaranya tim promosi atau sebelumnya bertanding di kompetisi amatir.
Sembilan klub profesional itu adalah Harimau Rawa (Riau), Electric PLN (Jakarta), Pelindo II (Jakarta), Futsal Kota Bandung (Jawa Barat), Jatim Futsal (Jakarta), Bank Sumut FC (Sumatra Utara), IM Sriwijaya United (Sumatra Selatan), JICT Futsal (Jakarta), dan Jaya Kencana (Tangerang Selatan).

2. Kejuaraan Internasional
a. Piala dunia Futsal FIFA
Piala dunia Futsal FIFA adalah kejuaraan internasional untuk futsal. Kejuaraan ini diadakan setiap empat tahun sekali. Event pertama diadakan pada tahun 1989. Total peserta pada tahun 2008 menjadi 20 tim.
Juara piala dunia futsal AMF :
  1. 1989 (di Belanda): dimenangkan Brazil
  2. 1992 (di Hongkong): dimenangkan Brazil
  3. 1996 (di Spanyol): dimenangkan Brazil
  4. 2000 (di Guatemala): dimenangkan Spanyol
  5. 2004 (di Taiwan): dimenangkan Spanyol
  6. 2008 (di Brazil): dimenangkan Brazil

b. Piala Dunia Futsal AMF

AMF Kejuaraan Dunia Futsal (sebelumnya disebut Kejuaraan Dunia Futsal FIFUSA) adalah kejuaraan internasional untuk futsal , versi indoor sepak bola yang diselenggarakan oleh FIFUSA (1971-2002) dan AMF (2003-sekarang). Hal ini diselenggarakan oleh memproklamirkan diri Asociación Mundial tubuh de Futbol de Salón (AMF) (bahasa Inggris: "Dunia Futsal Association).
Turnamen kejuaraan dunia diadakan setiap tiga tahun sampai 2003, dan sekarang diputar setiap empat tahun. Acara pertama diadakan pada tahun 1982 di Brasil . Tim Amerika Selatan telah memenangkan sebagian besar kejuaraan.
Juara piala dunia futsal AMF :
1. 1982 (di Sao Paulo, Brazil): dimenangkan Brazil
2. 1985 (di Madrid, Spanyol): dimenangkan Brazil
3. 1988 (di Melbourne, Australia): dimenangkan Paraguay
4. 1991 (di Milan, Italia): dimenangkan Portugal
5. 1994 (di Argentina): dimenangkan Argentina
6. 1997 (di Meksiko): dimenangkan Venezuela
7. 2000 (di La Paz, Bolivia): dimenangkan Kolombia
8. 2003 (di Paraguay): dimenangkan Paraguay
9. 2007 (di Argentina): dimenangkan Paraguay
10. 2011 (di Kolombia): dimenangkan Kolombia.
c. AFF Futsal Championship atau ASEAN Futsal Championship
AFF Futsal Championship atau ASEAN Futsal Championship merupakan kompetisi futsal internasional dari Asia Tenggara negara dan disetujui oleh Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF). Ini pertama kali diadakan pada tahun 2001 yang berlangsung setiap dua tahun sampai tahun 2005, kemudian menjadi sebuah kompetisi tahunan.
Juara AFF Futsal Championship atau ASEAN Futsal Championship :
1.       2001 (di Kuala Lumpur, Malaysia): dimenangkan Thailand
2.       2003 (di Kuantan, Malaysia): dimenangkan Thailand
3.       2005 (di Bangkok, Thailand): dimenangkan Thailand
4.       2006 (di Bangkok, Thailand): dimenangkan Thailand
5.       2007 (di Bangkok, Thailand): dimenangkan Thailand


Penulis : Arry Fajar J (Sbg slh satu syart menjadi Anggota Muda UKO UNAND)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar