Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:
1: Heat source
2: Still pot
3: Still head
4: Thermometer/Boiling point temperature
5: Condenser
6: Cooling water in
7: Cooling water out
8: Distillate/receiving flask
9: Vacuum/gas inlet
10: Still receiver
11: Heat control
12: Stirrer speed control
13: Stirrer/heat plate
14: Heating (Oil/sand) bath
15: Stirrer bar/anti-bumping granules
16: Cooling bath.
Sejarah
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani
sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh
tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian
alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh
ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi
pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik,
bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan
distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal
dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga
telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak
dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas
oleh Al-Kindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti
untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi
komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk
pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan
alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk
menghasilkan minuman suling.
Jenis
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu
distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous,
distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta
distilasi reaktif.
Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat
volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi
ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan
untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan
komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam
minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana
adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda
ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan
naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150
°C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih
yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem distilasi ini.
Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang
memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang
menyebabkan hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope
tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika
tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah.
Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus
selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan
pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan
air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap
tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan
air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
Efektifitas Distilasi
Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan
cara menurunkan tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer. Dapat pula dengan
menggunakan distilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan
dua distilasi tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat
menyerap air baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara
praktek tidak ada distilasi yang mencapai 100%.
Distilasi Skala Industri
Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan
dalam menara, oleh karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut
sebagai menara distilasi (MD).nMenara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter
dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi
biasanya berupa cair jenuh, yaitu cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit
saja sudah akan terbentuk uap dan memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas
adalah arus yang lebih volatil (mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari
komponen berat. Menara distilasi terbagi dalam 2 jenis kategori besar:
-Menara Distilasi tipe Stagewise, menara ini terdiri dari
banyak piringan yang memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap
piringannya, dan
-Menara Distilasi tipe Continous, yang terdiri dari
pengemasan dan kesetimbangan cair-gasnya terjadi di sepanjangkolom menara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar